Admin Admin
Jumlah posting : 383 Join date : 19.01.10
| Subyek: YLKI Sumut: 140 Jenis Panganan Membahayakan Tubuh Sat Mar 13, 2010 12:10 pm | |
| Medan, BATAKPOS Banyak produk makanan khususnya jajanan di Sumatera Utara yang diketahui tidak aman bila dikonsumsi. Data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumut menemukan sedikitnya ada 140 jenis panganan yang tak sehat, dan bila dikonsumsi bisa merusak sistem syaraf tubuh. “Kebanyakan panganan tak sehat itu karena dicampur pemanis buatan seperti Siklamat. Dan dari data sementara kita, sedikitnya ada 140 jenis panganan yang mengandung Siklamat tersebut yang banyak di jual di sekitar kawasan sekolah,” kata Ketua YLKI Sumut Abubakar Siddiq pada acara Coffee Morning di Dinas Kominfo Sumut, Kamis (11/3). Abu mengaku sangat menyesalkan kondisi ini bisa luput dari pantauan pihak kompeten. Sebab, produk panganan seperti itu, tidak saja bisa membuat penikmatnya akan rentan dengan penyakit, tapi yang lebih parah, efeknya bisa merusak sistem syaraf tubuh secara permanen. - Quote :
- Padahal, lanjut Abu, di negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, dan lainnya, pemanfaatan zat Siklamat sudah dilarang keras. Karena pembangkangan terhadap larangan ini diganjar sangat keras.
Tapi di Indonesia tidak ada larangan. Hanya imbauan untuk tidak menggunakannya melebihi takaran. Dengan kata lain, Siklamat bisa digunakan bila disesuaikan dengan berat tubuh pemakai.
“Ini aneh, apa pembuat roti yang mencampur pemanisnya dengan Siklamat harus menimbang berat tubuh konsumennya? Kan tidak mungkin. Jadi sebaiknya, pemerintah harus tegas dalam hal ini,” desaknya. Abu memberi contoh lain. Hasil survei mereka menemukan bahwa wanita hamil yang mengonsumsi garam tak beryodium, bisa menyebabkan kandungannya keguguran. Temuan ini diakui Abu belum banyak diketahui publik secara luas. Tragisnya, pemakaian garam non yodium ini, sepertinya masih disikapi setengah hati oleh pemerintah. Karena ada dikeluarkan semacam ketentuan, mengonsumsi garam non yodium diperbolehkan bila kadar yodiumnya tidak kurang dari 30 ppm (part per million). “Saya protes keras hal ini. Karena kadar 30 ppm itu belum dihitung dengan penguapan di dalam gudang, atau saat didistribusikan. Karenanya saya mengusulkan kadarnya antara 40 sampai 50 ppm. Tapi, karena cuma saya sendiri yang protes, akhirnya saya bisa berbuat apa melawan pemerintah,” keluhnya. Contoh parah yang lain ditemukan Abu di Kisaran, Kabupaten Asahan. Di sana, Abu bersama kelompoknya menemukan tahu yang dicampur gips. Demikian pula di Simalungun, mereka menemukan lontong yang dicampur obat sejenis Boraks. “Kami juga pernah survei ke salah satu hotel berbintang di Medan. Ternyata makanan yang disajikan tidak aman 100 persen. Sebab, daging dan tukang masaknya boleh aman, tapi wadah memasaknya belum aman dari kekhawatiran bercampur zat haram menurut keyakinan orang Islam,” katanya. zul Sumber: www.batakpos-online .com | |
|